Laporan
Praktikum Mengamati
Perbedaan
Koloid, Suspensi, dan Larutan
A. Tujuan
Mengelompokkan campuran ke dalam
suspensi, koloid, dan larutan
B. Alat
dan Bahan
1. Gelas
kimia
2. Batang
pengaduk
3. Kertas
saring
4. Corong
5. Gula
6. Garam
7. Susu
8. Terigu
9. Santan
10. Pasir
11. Teh
12. Minyak
goreng
13. Larutan
14. Air
C. Landasan Teori
Koloid
adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara
campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau
bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran
homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran
tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen
sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian
campuran, contohnya air dan minyak.
Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang,
lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah
adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan
(air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti
mayones, hairspray, jelly, dll.
Larutan didefinisikan sebagai campuran
dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia
setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Arti homogen
menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada
bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran.
Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi
sifat-sifat kimianya tidak berubah. Ada dua komponen yang berhubungan dengan
larutan, yaitu pelarut dan zat
terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk
melarutkan zat lain. Umumnya, pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem
larutan. Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih
sedikit dalam sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah
pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut
memiliki struktur tidak berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah.
Sedangkan Suspensi bersifat heterogen, tidak
kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih
besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.
D. Prosedur Kerja
1.
Memasukan 50 ml air ke dalam
gelas kimia
2.
Menambahkan satu sendok
makan gula ke dalam gelas kimia tersebut
3.
Mengaduk kira-kira selama
satu menit
4.
Larutan didiamkan selama
sepuluh menit dan mencatat apa yang terjadi
5.
Menyaring campuran yang
terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa yang terjadi.
6.
Prosedur kerja 1 sampai 5
diulangi dengan menggunakan garam, susu, terigu, santan, pasir, teh, dan kopi.
7.
Campuran minyak dan air
Memasukan 5 ml air dan 2 ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi.
Campuran tadi diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan selama 10 menit. Mencatat
apa yang terjadi.
8.
Campuran minyak, air, dan
detergen
Memasukan 5 ml air, 2 ml minyak, dan 2 ml larutan detergen ke
dalam tabung reaksi. Campuran tadi diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan
selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
Sifat Campuran
|
Campuran air dengan
|
Gula
|
Garam
|
Susu
|
Terigu
|
Santan
|
Pasir
|
Teh
|
Kopi
|
Larut/tidak
|
larut
|
larut
|
larut
|
larut
|
Larut
|
tidak
|
larut
|
Tidak
|
Bening/keruh
|
bening
|
bening
|
keruh
|
keruh
|
Keruh
|
keruh
|
bening
|
Keruh
|
Mengendap/tidak
|
tidak
|
tidak
|
tidak
|
mengendap
|
mengendap
|
mengendap
|
tidak
|
mengendap
|
Filtrat bening/ tidak
|
bening
|
bening
|
keruh
|
keruh
|
Keruh
|
keruh
|
bening
|
Keruh
|
Stabil/ tidak
|
stabil
|
stabil
|
stabil
|
tidak
|
Tidak
|
tidak
|
stabil
|
Tidak
|
Komponen Campuran
|
Bercampur
|
Tidak Bercampur
|
Air + Minyak
|
¾
|
ü
|
Air + Minyak + larutan
detergen
|
¾
|
ü
|
F. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dapat dilihat, ketika
mencampurkan air, garam, teh ke dalam air, ketiganya larut dalam air. Setelah
didiamkan campuran itu tidak memisah. Saat disaring, tidak dapat tersaring
karena tidak mempunyai endapan. Campuran ini bersifat homogen.
Jika mencampurkan air dengan susu bubuk instan,
ternyata susu larut tetapi larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika
didiamkan campuran itu tidak akan memisah dan juga tidak dapat dipisahkan
dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran
ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel-partikel susu yang
tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang
dinamakan koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya adalah
lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Sebenarnya campuran air
dengan santan merupakan koloid. Namun dalam percobaan kami, terjadi sedikit
kesalahan. Karena dalam percobaan kami, setelah dicampur dengan air dan
didiamkan, terjadi pengendapan. Seharusnya koloid tidak mengendap. Kami tidak
dapat memastikan penyebab kesalahan tersebut. Mungkin dari air atau santan yang
kami gunakan.
Saat mencampurkan air dengan pasir, pasir tidak
larut dalam air. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun pasir akan memisah
dan mengendap di dasar gelas. Campuran ini bersifat heterogen dan merupakan
sistem dua fase. Campuran ini dapat dipisahkan dengan penyaringan.
G. Pertanyaan
1. Jelaskan
perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan !
Jawab:
Pada larutan dan koloid
tidak terjadi pengendapan sedangkan pada suspensi terjadi pengendapan. Larutan
memiliki 1 fase sedangkan koloid dan suspensi memiliki 2 fase. Larutan bersifat
homogen, dan suspensi bersifat heterogen, sedangkan koloid secara makroskopis
tampak homogen tetapi sebenarnya bersifat heterogen. Larutan tidak dapat
disaring sedangkan suspensi dapat disaring,dan koloid tidak dapat disaring
kecuali dengan penyaring ultra.
2. Kelompokan
larutan di atas ke dalam suspensi,koloid, dan larutan !
Jawab:
Larutan :
Campuran air + gula, air + garam, air + teh
Koloid
: Campuran air + susu, air + santan
Suspensi : Campuran air + pasir, air + kopi, air +
tepung
3. Apa
kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan ?
Jawab:
Campuran air dengan
gula, garam, dan teh merupakan larutan, karena memiliki sifat larut, bening,
mengalami satu fase(homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran air
dengan pasir, kopi, dan tepung merupakan
suspensi, karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk
dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya heterogen,
dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran air dengan
susu atau santan merupakan koloid, karena memiliki sifat larut dalam air,
keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil
penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak
homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
4. Kelompokan
campuran berikut ke dalam suspensi, koloid, dan larutan !
Jawab:
Larutan
: air + cuka, air + sirup
Koloid : air panas + agar-agar, cat, asap,
tinta, gel, mentega
Suspensi : air + kopi, air + tanah
H. Kesimpulan
Meskipun
ketiganya berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga campuran
dalam percobaan memiliki perbadaan dari segi bentuk, sifat, ukuran, serta
fasenya yang dikelompokan ke dalam tiga macam jenis dispersi, yaitu dispersi
halus (larutan), dispersi koloid, dan dispersi kasar (suspensi).
Campuran
air dengan gula, garam, dan teh merupakan larutan, karena memiliki sifat larut,
bening, mengalami satu fase (homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran
air dengan pasir, kopi, dan tepung
merupakan suspensi, karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun
diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya
heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran
air dengan susu atau santan merupakan koloid, karena memiliki sifat larut dalam
air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan,
hasil penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini
tampak homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.