Jumat, 31 Mei 2013

Percobaan Gunung Berapi

                                                                           
                                               Ilustrasi
Alat dan bahan
-          Bubur kertas/pasir/plastisin
-          Tepung kanji/sagu (bila menggunakan bubur kertas)
-          1 lembar Koran yang masih utuh atau 1 lembar tripleks
-          Mangkuk/wadah kecil
-          Cuka makan
-          Soda kue
-          Detergen / sabun cuci
-          Pewarna kuning atau merah
Langkah-langkah

Membuat Gunung Berapi
·         1. Bila menggunakan bubur kertas, maka siapkan lem yang dibuat dari tepung kanji/sagu terlebih dahulu. Apabila menggunakan pasir atau plastisin, maka lem tidak diperlukan.
·         2. Untuk membuat lem, campurkan tepung kanji/sagu dengan air panas lalu aduk-aduk hingga rata.
·        3.  Campurkan bubur kertas dengan lem yang sudah dibuat lalu aduk hingga rata.
·        4.  Letakkan 1 lembar koran/tripleks di atas tempat yang datar. Koran ini digunakan sebagai alas.
·         5. Letakkan bubur kertas (yang sudah dicampur lem)/pasir/plastisin di atas alas yang sudah disiapkan, lalu olah bubur kertas/pasir/palstisin tersebut agar berbentuk seperti gunung.
·         6. Buat rongga di tengah gunung (dari puncak sampai ke dasar) sebagai tempat “magma”.
·         7. Buat alur pada badan gunung untuk menambah efek “jalur lava”.

Membuat Adonan Lava/Magma
·         1. Campur cuka makan, detergen, dan pewarna di mangkuk atau wadah kecil yang telah disediakan (takaran bisa disesuaikan).
·        2.  Masukan soda kue ke dalam lubang “magma” yang ada di gunung buatan.
·        3.  Masukan campuran cuka makan ke dalam lubang “magma” tersebut.
·         4. Tunggu beberapa saat, maka campuran cuka akan bereaksi dengan soda kue yang ada di lubang “magma”. Reaksi tersebut akan menimbulkan efek “gunung berapi”.
   
   belajar.indonesiamengajar.org




Baca SelengkapnyaPercobaan Gunung Berapi

Selasa, 21 Mei 2013

Teori Totipotensi


TEORI TOTIPOTENSI DAN KULTUR JARINGAN

Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan  untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.
Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan
oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
           
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. 
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1)    Pembuatan media
2)    Inisiasi
3)    Sterilisasi
4)    Multiplikasi
5)    Pengakaran
6)    Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.  
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). 
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. 
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat c
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN
KULTUR JARINGAN
·         Pengadaan bibit tidak tergantung musim
·         Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyakdengan waktu yang relatif lebih cepat (darisatu mata tunas yang sudah respon dalam 1tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
·         Bibit yang dihasilkan seragam
·         Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
·         Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
·         Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh
menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan
tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim
diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).

b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro,     Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.

Baca SelengkapnyaTeori Totipotensi

Kamis, 16 Mei 2013

Tips Bermain Drum Untuk Pemula

Belajar bermain drum bisa secara mandiri ataupun belajar dari pemain drum yang ahli. bermain drum akan sangat sulit jika kemampuan otak kanan dan otak kiri tidak seimbang. kenapa begitu? jelas saja, karena untuk memainkan drum kita harus menggunakan tangan dan kaki kita secara bersamaan.
Drum tidak terlalu sulit untuk dipelajari. saat pertama mencoba memainkannya mungkin akan terasa agak kaku dan sulit sekali untuk menggunakan kedua tangan dan kaki secara bersamaan. Namun semakin lama berlatih, tangan dan kaki akan semakin mjdah berkoordinasi untuk emndukung permainan drum yang bagus.
Ada berbagai cara untuk belajar bermain drum, bahkan jika anda belum pernah memegang stick drum atau memukul drum sebelumnya. berikut beberapa tips bermain drum untuk pemula:

1. Anda bisa melihat video pelajaran bermain drum di internet.

Beberapa situs seperti Drum Lessons, menawarkan video klip pendek yang biasanya disertai penawaran untuk membeli koleksi CD-ROM tentang video instruksi bermain drum.
Tetapi tanpa harus membelinya, Anda bisa langsung menonton video untuk topic-topik seperti “Drum Lessons for Complete Beginners”, “How to Read Lesson Sheet Music”, “Understanding Time and basic Counting”, dan pilihan lainnya bagi Anda yang ingin belajar bermain drum tingkat lanjut.

2. Membeli buku pengantar bermain drum.

Carilah buku pengantar bermain drum yang menjelaskan langkah demi langkah dari mulai memegang dan menempatkan stick drum yang disertai dengan ilustrasinya.

4. Daftar ke tempat kursus.

Cobalah mendaftar ke tempat kursus atau sekolah musik di sekitar tempat tinggal Anda, ini akan mempermudah dan mempercepat proses belajar bermain drum.

5. Menghayal
Memang terdengar aneh. Tapi cara ini bisa digunakan untuk membiasakan kaki dan tangan. Jika anda sedang duduk bosan tak ada kerjaan, anda bisa mendengarkan musik sambil menghayalkan anda sedang memukul drum sesuai dengan musik yang anda dengarkan.
6. Download free trial atau beli program dari internet.
Anda bisa men-download free trial atau membeli program “the Guitar and Drum Trainer” dari Renegade Minds.
Ini akan memungkinkan Anda untuk melihat drum beats sebenarnya ketika dimainkan dalam musik.
Anda bisa menghapus suara drum dari lagu sehingga bisa bermain drum dengan lagu tersebut. Berlatihlah berulang kali agar semakin mahir.

7. Rajin berlatih dan Disiplin
Disiplin memang suatu kunci untuk mencapai kesuksesan. Rajin-rajinlah berlatih dan disiplin jika ingin bisa menguasai bermain drum dengan baik. dengan begitu anda akan terbiasa memainkan drum.

Baca SelengkapnyaTips Bermain Drum Untuk Pemula

Minggu, 12 Mei 2013

Simple Plan - Perfect Chord


Nada E
  
Intro 2x: E A5(9)

E
 Hey dad look at me
A5(9)
 Think back and talk to me
         E                    A5(9)
 Did I grow up according to plan?
              E
 And do you think I'm wasting my time
A5(9)
 Doing things I wanna do?
         E                              A5(9)
 But it hurts when you disapprove all along

        F#m7(11)/C#
And now I try hard to make it
A5(9)                     E
I just want to make you proud
                                    F#m7(11)/C#
I'm never gonna be good enough for you
                            A5(9)
I can't pretend that I'm alright

And you can't change me

           E
'Cause we lost it all
          B4
 Nothing lasts forever
      C#m
 I'm sorry
             A5(9)
 I can't be perfect
           E
 Now it's just too late and
     B4
 We can't go back
      C#m
 I'm sorry
             A5(9)
 I can't be perfect

E
I try not to think
A5(9)
 About the pain I feel inside
          E                     A5(9)
Did you know you used to be my hero?
         E
All the days you spend with me
A5(9)
 Now seem so far away
        E                            A5(9)
And it feels like you don't care anymore

        F#m7(11)/C#
And now I try hard to make it
A5(9)                     E
I just want to make you proud
                                    F#m7(11)/C#
I'm never gonna be good enough for you
                      A5(9)
I can't stand another fight

And nothing's alright

           E
'Cause we lost it all
          B4
 Nothing lasts forever
      C#m
 I'm sorry
             A5(9)
 I can't be perfect
           E
 Now it's just too late and
     B4
 We can't go back
      C#m
 I'm sorry
             A5(9)
 I can't be perfect

Final:
 A5(9)                       B4             E
Nothing's gonna change the things that you said
 A5(9)           B4        E
Nothing's gonna make this right again
  C#m
Please don't turn your back
   B4
I can't believe it's hard
         A5(9)
Just to talk to you

But you don't understand.

Back to reff


Sumber : http://kang-faster.blogspot.com/2013/02/simple-plan-perfect-chord.html#ixzz2T5YOnh5O
Baca SelengkapnyaSimple Plan - Perfect Chord

Manfaat Bermain Musik

Banyak orang menganggap bahwa bermain musik hanyalah sekedar hobi, sarana untuk mengekspresikan perasaan, atau dipandang sebelah mata, namun penelitian berkata lain. Melalui penelitian, bermain musik memiliki manfaat bagi yang memainkannya dalam jangka waktu yang panjang.
Musik termasuk kedalam kurikulum di bangku sekolah (entah seluruh sekolah di Indonesia ada pelajaran musik atau hanya beberapa sekolah saja yang ada). Alat musik yang dimainkan di bangku sekolah hanya recorder dan/atau pianika. Pelajaran yang diajarkan pun sangat dasar, antara lain :
1. musik memiliki tangga nada mayor dan minor, beserta rentang nadanya masing-masing
2. do re mi fa sol la si do / C D E F G A B C
3. membaca not angka, bukan not balok
Guru yang mengajar musik belum tentu lulusan musik atau yang expert dalam musik, mungkin hanya mengerti dasarnya saja. Setelah murid-murid naik kelas dan pelajaran musik sudah tidak ada dalam kurikulum lagi, mereka akan melupakan musik tanpa mengetahui manfaat dari bermain musik. Berikut beberapa manfaat dari bermain musik (beberapa poin diambil dari artikel-artikel yang membahas tentang manfaat bermain musik) :
1. Meningkatkan kemampuan otak
Bermain musik dapat meningkatkan ketajaman otak, fungsi kognitif, dan daya ingat. Bermain musik dapat mengembangkan otak kiri (rasionalitas dan logika) dan otak kanan (imaginasi dan kreatifitas). Ketepatan nada, irama, menghafal lagu, dan kecepatan membaca kunci atau not balok merangsang otak kiri untuk bekerja. Sedangkan mendengar lagu, kemampuan “menceritakan” lagu, ”merasakan” lagu, dan kreatifitas dalam mengkreasikan sebuah lagu merangsang otak kanan.
Artikel Kompas menuliskan bahwa bermain musik dapat memelihara kemampuan kognitif termasuk kemampuan verbal dan non verbal, kemampuan non verbal seperti kemampuan visual dan spasial. Belajar musik juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa asing karena buku yang digunakan untuk berlatih musik biasanya berbahasa Jepang, Jerman, dan Inggris.
2. Menenangkan hati
Musik tidak hanya menenangkan hati pendengar, namun juga bagi yang memainkannya. Sebuah artikel menuliskan bahwa bermain musik bisa menghasilkan endorfin, yakni hormon bahagia sehingga membuat hati menjadi lebih tenang walaupun suasana hati sedang buruk.
Musik dapat diandaikan sebagai kertas kosong untuk menceritakan atau melampiaskan perasaan dan emosi seseorang, sedangkan alat musik menjadi pena. Contohnya, Moonlight Sonata karya Beethoven yang gelap seperti menceritakan kesedihan Beethoven. Beda dengan Eine Kleine Nachtmusik karya Mozart yang menggambarkan kemeriahan dan lika liku kehidupan malam. Berbeda pula dengan Canon karya Pachelbel yang sangat populer.
3. Melatih disiplin dan kesabaran
Kebanyakan mereka yang baru terjun belajar musik berawal mula dari keinginan untuk menjadi pemusik handal favoritnya, misalnya ingin seperti Vanessa Mae, Depapepe, Santana, atau lainnya. Mata akan terbuka ketika pertama kali belajar musik yang sesungguhnya, bahwa belajar musik membutuhkan proses yang panjang, tidak bisa satu dua kali belajar langsung bisa seperti pemusik handal. Akibatnya, berguguranlah satu persatu niat untuk belajar musik.
Belajar musik membutuhkan disiplin dan kesabaran yang tinggi. Disiplin berlatih 2-3 kali seminggu selama 30 menit atau lebih, mengulang pelajaran yang dirasa sulit hingga menguasainya, dan berlatih bertahun-tahun hingga handal. Teman saya pernah berkomentar bahwa orang yang main musik biasanya sabar. Saya diceritakan bahwa di tempat saya bekerja pernah ada karyawan yang bekerja sampingan sebagai guru piano. Walaupun dimarahi oleh atasan, ia tetap santai dan tidak pernah emosi satu kalipun. Terbukti kalau pemusik cenderung memiliki sifat yang sabar karena memang sudah terlatih dalam hal disiplin dan kesabarannya.
4. Melatih kepercayaan diriBermain musik tidak selamanya dimainkan untuk diri sendiri. Pemusik tidak akan berkembang jika mengurung dirinya tanpa pernah menunjukkan kemampuannya bermain musik. Walaupun sangat gugup, pemusik dituntut untuk berani dan percaya diri ketika perform di depan umum bahwa dirinya mampu memainkan musik dengan baik. Adanya kepercayaan diri atau tidak di dalam diri pemusik akan tampak dari permainannya apakah mengekang (tidak lepas) atau mengalir dengan sempurna.
5. Melatih kerja sama
Solo, duet, trio, quartet, atau yang lebih banyak lagi seperti orkestra membutuhkan kerja sama yang tinggi. Walaupun solo, pemusik tetap harus diiringi dengan musik lain sebagai background music untuk memperindah. Semakin besar jumlah pemain musik semakin tinggi kebutuhan akan kerja samanya.
Dalam orkestra misalnya, jika salah satu nada saja salah maka sang konduktor akan menyetop permainan dan menegur. Walau hanya 1 nada dan 1 orang yang salah, permainan otomatis dihentikan sehingga anggota orkestra yang tidak bersalah juga ikut terkena imbasnya. Dalam musik, tidak ada yang bisa menonjolkan seolah-olah dirinya sendiri saja yang berjasa.
kompasiana.com
Baca SelengkapnyaManfaat Bermain Musik

Jumat, 10 Mei 2013

Laporan Praktikum Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi, dan Larutan


Laporan Praktikum Mengamati
Perbedaan Koloid, Suspensi, dan Larutan
A.   Tujuan
Mengelompokkan campuran ke dalam suspensi, koloid, dan larutan

B.   Alat dan Bahan

1.      Gelas kimia
2.      Batang pengaduk
3.      Kertas saring
4.      Corong
5.      Gula
6.      Garam
7.      Susu
8.      Terigu
9.      Santan
10.  Pasir
11.  Teh
12.  Minyak goreng
13.  Larutan
14.  Air


C.   Landasan Teori
       Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak.
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat     berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.
Larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Arti homogen menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran. Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah. Ada dua komponen yang berhubungan dengan larutan, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Umumnya, pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur tidak berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah.
Sedangkan Suspensi bersifat heterogen, tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.


D.   Prosedur Kerja
1.      Memasukan 50 ml air ke dalam gelas kimia
2.      Menambahkan satu sendok makan gula ke dalam gelas kimia tersebut
3.      Mengaduk kira-kira selama satu menit
4.      Larutan didiamkan selama sepuluh menit dan mencatat apa yang terjadi
5.      Menyaring campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa yang terjadi.
6.      Prosedur kerja 1 sampai 5 diulangi dengan menggunakan garam, susu, terigu, santan, pasir, teh, dan kopi.
7.      Campuran minyak dan air
Memasukan 5 ml air dan 2 ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi. Campuran tadi diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi.
8.      Campuran minyak, air, dan detergen
Memasukan 5 ml air, 2 ml minyak, dan 2 ml larutan detergen ke dalam tabung reaksi. Campuran tadi diguncangkan beberapa saat, dan didiamkan selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi.




E.    Hasil Pengamatan
Sifat Campuran
Campuran air dengan
Gula
Garam
Susu
Terigu
Santan
Pasir
Teh
Kopi
Larut/tidak
larut
larut
larut
larut
Larut
tidak
larut
Tidak
Bening/keruh
bening
bening
keruh
keruh
Keruh
keruh
bening
Keruh
Mengendap/tidak
tidak
tidak
tidak
mengendap
mengendap
mengendap
tidak
mengendap
Filtrat bening/ tidak
bening
bening
keruh
keruh
Keruh
keruh
bening
Keruh
Stabil/ tidak
stabil
stabil
stabil
tidak
Tidak
tidak
stabil
Tidak

Komponen Campuran
Bercampur
Tidak Bercampur
Air + Minyak
¾     
ü   
Air + Minyak + larutan detergen
¾     
ü   







F.    Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dapat dilihat, ketika mencampurkan air, garam, teh ke dalam air, ketiganya larut dalam air. Setelah didiamkan campuran itu tidak memisah. Saat disaring, tidak dapat tersaring karena tidak mempunyai endapan. Campuran ini bersifat homogen.
Jika mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran itu tidak akan memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel-partikel susu yang tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakan koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Sebenarnya campuran air dengan santan merupakan koloid. Namun dalam percobaan kami, terjadi sedikit kesalahan. Karena dalam percobaan kami, setelah dicampur dengan air dan didiamkan, terjadi pengendapan. Seharusnya koloid tidak mengendap. Kami tidak dapat memastikan penyebab kesalahan tersebut. Mungkin dari air atau santan yang kami gunakan.
Saat mencampurkan air dengan pasir, pasir tidak larut dalam air. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun pasir akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran ini bersifat heterogen dan merupakan sistem dua fase. Campuran ini dapat dipisahkan dengan penyaringan.

G.   Pertanyaan
1.      Jelaskan perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan !
Jawab:
Pada larutan dan koloid tidak terjadi pengendapan sedangkan pada suspensi terjadi pengendapan. Larutan memiliki 1 fase sedangkan koloid dan suspensi memiliki 2 fase. Larutan bersifat homogen, dan suspensi bersifat heterogen, sedangkan koloid secara makroskopis tampak homogen tetapi sebenarnya bersifat heterogen. Larutan tidak dapat disaring sedangkan suspensi dapat disaring,dan koloid tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra.
2.      Kelompokan larutan di atas ke dalam suspensi,koloid, dan larutan !
Jawab:
Larutan     : Campuran air + gula, air + garam, air + teh
Koloid       : Campuran air + susu, air + santan  
Suspensi    : Campuran air + pasir, air + kopi, air + tepung





3.      Apa kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan ?
Jawab:
Campuran air dengan gula, garam, dan teh merupakan larutan, karena memiliki sifat larut, bening, mengalami satu fase(homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran air dengan  pasir, kopi, dan tepung merupakan suspensi, karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran air dengan susu atau santan merupakan koloid, karena memiliki sifat larut dalam air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
4.      Kelompokan campuran berikut ke dalam suspensi, koloid, dan larutan !
Jawab:
Larutan      : air + cuka, air + sirup
Koloid       : air panas + agar-agar, cat, asap, tinta, gel, mentega
Suspensi    : air + kopi, air + tanah

H.   Kesimpulan
Meskipun ketiganya berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga campuran dalam percobaan memiliki perbadaan dari segi bentuk, sifat, ukuran, serta fasenya yang dikelompokan ke dalam tiga macam jenis dispersi, yaitu dispersi halus (larutan), dispersi koloid, dan dispersi kasar (suspensi).
Campuran air dengan gula, garam, dan teh merupakan larutan, karena memiliki sifat larut, bening, mengalami satu fase (homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran air dengan  pasir, kopi, dan tepung merupakan suspensi, karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran air dengan susu atau santan merupakan koloid, karena memiliki sifat larut dalam air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
Baca SelengkapnyaLaporan Praktikum Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi, dan Larutan
Designed by Animart Powered by Blogger